image Rimba nan hijau, bunga beraneka warna, air terjun yang jatuh
deras, gunung tinggi menjulang, padang rumput menguning, lautan
luas,kicauan burung di pagi hari,kabut putih nan abadi dan keindahan
lain yang tak terhitung di alam adalah karya seni sempurna yang
diciptakan untuk umat manusia. Segenap karunia menakjubkan ini telah
diberikan kepada manusia guna memberikan kesempatan bagi mereka untuk
bersyukur. Namun ada pula musuh besar yang menghalangi manusia untuk
bersyukur dan berusaha mempengaruhinya agar tidak mematuhi Allah dengan
tiada henti memperdayanya dengan janji kosong. Musuh ini ingin agar
manusia menjalani hidup penuh masalah, baik di dunia ini maupun di
akhirat, dan untuk mencapai hal ini, dia akan terus berupaya tanpa henti
hingga Hari Kiamat. Musuh pembangkang ini ingin menunjukkan kepada
manusia bahwa penyimpangan, kejahatan, kekejaman, serta pelanggaran
susila adalah wajar, dan ingin mengesahkan semua kejahatan itu. Dengan
tujuan ini di benaknya, dia telah merumuskan ajaran yang berbahaya, yang
mengandung segala bentuk gagasan jahat. Musuh yang ganas ini adalah
setan, yang telah diusir dari hadapan Allah, sedang ajarannya yang
membahayakan dan berdarah disebut Setanisme.
Dalam Al Qur’an, setan adalah sebutan umum bagi makhluk-makhluk yang
tak kenal lelah bekerja siang dan malam, untuk menyesatkan manusia dari
jalan Allah, memperdayai manusia dengan janji kosong agar manusia
menjalani hidup abadi di neraka, dan akan terus berusaha sampai Hari
Akhir. Leluhur dan setan yang terbesar dari semua setan adalah Iblis,
yang memberontak kepada Allah ketika Adam diciptakan. Allah menciptakan
Adam dan menghendaki para malaikat bersujud di depannya. Sementara para
malaikat mematuhi perintah Allah, sesosok makhluk bernama Iblis tidak
bersujud dan menyatakan bahwa dia lebih baik daripada Adam. Karena
pembangkangan yang sombong ini, dia diusir dari hadapan Allah. Dalam Al
Qur’an, Allah berfirman tentang pembangkangan setan terhadap-Nya, dan
pengusiran setan dari hadapan-Nya:
Sebelum menyingkir dari hadapan Allah, dia meminta kepada Allah agar
diberi tenggang waktu untuk menyesatkan manusia, yang dianggapnya
sebagai penyebab pengusirannya. Allah memberikan kepadanya tangguh
hingga Hari Kiamat.
Iblis menjawab, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka
dibangkitkan.” Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang
diberi tangguh.” (QS. Al-A’raaf, 7: 14-15)
Maka, campur tangan Iblis terhadap umat manusia pun dimulai. Allah
memerintahkan bahwa Iblis beserta mereka yang mengikutinya akan masuk
neraka. Allah mewahyukan hal ini dalam Al Qur’an:
Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus.” “Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” Allah berfirman,
“Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir.
Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar
aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.” (QS. Al-A’raaf,
7: 16-18)
Setanisme secara singkat dapat diartikan sebagai penyembahan setan
dan menjadikannya sebagai tuhan. Selain menolak Allah, semua agama dan
nilai keagamaan, gerakan jahat ini memiliki ajaran melaksanakan hal-hal
yang oleh agama dianggap berdosa. Setanisme juga menerima setan,
lambang kejahatan, sebagai pemimpin dan pembimbing.
Sejarah Gelap Setanisme
Kaum Setanis, yakni para pengikut ajaran setanisme, sudah ada dan
melaksanakan kegiatan keji mereka di setiap tahap sejarah dan dalam
setiap peradaban, dari Mesir kuno sampai Yunani kuno, serta sejak Abad
Pertengahan sampai hari ini. Di antara abad ke-14 dan ke-16, para tukang
sihir dan orang yang menolak agama sama-sama memuja setan. Setelah
tahun 1880-an, di Prancis, Inggris, Jerman, dan sekaligus di berbagai
negara lain di Eropa dan Amerika, Setanisme diatur dalam perkumpulan dan
tersebar di kalangan orang yang mencari keyakinan dan agama lain.
Penyembahan setan terus berlanjut sejak abad ke-19, mula-mula sebagai
Setanisme tradisional, lalu dalam aliran sesat yang lebih kecil yang
merupakan pecahannya. Upacara kejam yang dilakukan oleh tilamg sihir dan
orang-orang tak bertuhan, pengorbanan anak dan orang dewasa kepada
setan, perayaan Misa Hitam dan upacara Setanisme tradisional lainnya
telah diwariskan diam-diam secara turun temurun.
imageLambang Setanisme tradisional yang terpenting adalah dewa Romawi
kuno Baphomet. Pada waktu itu, Baphomet menjadi lambang bagi orang
yang memuja setan. Para ahli sejarah yang menelusuri asal-usul sosok
berkepala kambing ini telah menemukan beberapa petunjuk penting tentang
kegiatan Setanis. Lambang Setanis terpenting kedua adalah pentagram,
yaitu bintang bersegi lima di dalam lingkaran. Yang menarik, ada dua
perkumpulan rahasia lainnya di samping para Setanis yang menggunakan
Baphomet dan pentagram sebagai lambang. Yang pertama adalah perkumpulan
Kesatria Biara Yerusalem (Knight Templars), yaitu perkumpulan yang
dituduh oleh Gereja Katolik sebagai penyembah setan, dan dibubarkan pada
tahun 1311. Perkumpulan lainnya adalah perkumpulan Mason yang telah
bertahun-tahun lamanya menimbulkan rasa penasaran karena kerahasiaan dan
upacaranya yang aneh.
Banyak ahli sejarah, yang telah menyelidiki masalah itu, percaya
bahwa terdapat hubungan antara Kesatria Biara Yerusalem dengan
perkumpulan Mason. Menurut mereka, kedua kelompok itu saling
melanjutkan satu sama lain. Sesudah Kesatria Biara Yerusalem dilarang
oleh Gereja, perkumpulan itu melanjutkan keberadaannya secara rahasia
dan akhirnya berubah menjadi paham Mason. Yang pasti tentang
Freemasonry adalah, perkumpulan ini bersifat amat rahasia, punya
susunan organisasi, dengan anggota di seluruh pelosok dunia. Uraian
yang diberikan para ahli seperti Leo Taxil, yang pernah menjadi seorang
Mason, namun telah keluar dari perkumpulan itu, mengatakan bahwa para
Mason amat menghormati Baphomet dan melangsungkan upacara yang
menyerupai tata-cara penyembahan setan. Kenyataan lain yang menimbulkan
kecurigaan adalah bahwa banyak pengikut Setanisme yang kemudian
menjadi anggota organisasi Masonis.
Kini, Setanisme telah meninggalkan upacara dan markasnya yang rahasia
itu, untuk keluar ke jalan-jalan. Para Setanis bergiat di setiap
negara untuk menyebarkan ajarannya dengan gigih dalam buku-buku,
terbitan berkala, dan terutama di Internet dalam usaha mereka menarik
anggota. Tak peduli di negara mana pun mereka berada, para Setanis
menampilkan citra yang sama. Cara berpakaian, tata cara penyembahan,
kesamaan surat yang mereka tinggalkan sebelum melakukan bunuh diri dan
ciri lainnya menunjukkan bahwa Setanisme bukanlah gerakan biasa yang
dipenuhi para penganggur, melainkan sebuah organisasi yang sengaja
bersandar pada landasan pemikiran.
Gereja Setan
Meskipun keberadaan para penyembah Setan telah diketahui selama
bertahun-tahun, tak seorang pun muncul dan mengakui secara terbuka bahwa
mereka adalah penganut Setanisme. Setanisme pertama kali menjadi
gerakan yang terbuka dan teratur di tahun 1960-an di Amerika Serikat.
Tanggal 30 April 1966, Gereja Setan dibentuk di California. Pendiri
gereja aneh ini adalah seorang penganut Setanisme yang bernama Anton
Szandor LaVey yang menyatakan dirinya sebagai pendeta tinggi. Dikenal
sebagai Paus Hitam, LaVey menulis buku-buku tempat dia merumuskan
pandangan-pandangannya mengenai Gereja Setan. Judul buku-buku itu
menakutkan: “Kitab Suci Setan, Upacara Setanis, Penyihir Setanis, Buku
Catatan Setan dan Setan Berbicara”. LaVey meninggal di tahun 1997.
Diperkirakan bahwa Gereja Setan memiliki sekitar 10 ribu anggota di
Amerika Utara, dan meskipun banyak menerima tuntutan hukum, kegiatan dan
upacaranya terus berjalan.
Setanisme dan Materialisme
Suatu ciri kaum Setanis masa kini adalah, mereka semua ateis (tidak
mengakui Tuhan). Mereka juga sekaligus kaum materialis, artinya, mereka
hanya percaya kepada keberadaan benda belaka. Mereka mengingkari adanya
Tuhan dan semua makhluk gaib. Oleh karena itu, kaum Setanis tidak
percaya kepada setan sebagai makhluk yang nyata. Meskipun disebut
sebagai penyembah setan, mereka tidak mengakui adanya setan. Bagi kaum
Setanis, setan hanyalah lambang yang menyatakan permusuhan mereka
terhadap agama dan kekerasan hati mereka. Dalam sebuah tulisan yang
berjudul “Pengantar Setanisme” yang diterbitkan Gereja Setan, dinyatakan
bahwa para Setanis sebenarnya adalah ateis:
Setanisme adalah sebuah agama yang tak mengenal Tuhan, mirip seperti
ajaran Budha. Tidak ada yang perlu ditakuti selain akibat tindakan
kita. Kaum Setanis tidak percaya adanya Allah, malaikat, surga atau
neraka, iblis, setan, ruh jahat, ruh baik, peri, atau makhluk gaib yang
jahat. …Setanisme bersifat ateis …Otodeis: kami menyembah diri kami
sendiri. …Setanisme adalah materialis … Setanisme adalah lawan agama.
(Vexen Crabtree, “A Description of Satanisme”)
Singkatnya, ini adalah hasil filsafat kebendaan dan tak mengenal
Tuhan yang telah tersebar sejak abad ke-19. Seperti filsafat ini,
Setanisme menyandarkan diri pada teori yang dianggap ilmiah: Teori
Evolusi Darwin. (harunyahya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar